Pengenalan dan Edukasi Penyakit Sindrom Nefrotik Di Kompleks Ancol Selatan 2, Jakarta Utara

Diana Laila Ramatillah, Asieh Nurmaniarsieh, Putri Srikandi, Fezi Kendri

Abstract


Sindrom Nefrotik (SN) adalah keadaan klinis yang ditandai proteinuria masif, hipoalbuminemia, edema anasarka, dan hyperlipidemia salah satu penyakit glomerulus yang paling sering terjadi pada anak-anak. Sindrom Nefrotik gangguan ginjal yang terjadi akibat tubuh melepaskan banyak protein ke dalam urine. Penyakit ini mengurangi jumlah protein dalam darah dan memengaruhi cara tubuh menyeimbangkan air. Sindrom nefrotik merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan timbulnya relaps dan remisi.Sindrom nefrotik yang berat dapat menimbulkan banyak komplikasi, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, frekuensi opname yang meningkat dan gagal ginjal. SN dapat menyebabkan kerusakan glomeruli ginjal sehingga mempengaruhi kemampuan ginjal menfiltrasi darah. Hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal akut ataupun kronik. Umumnya terapi yang diberikan adalah diet tinggi protein dan rendah garam, kortikosteroid, diuretik dan antibiotik. Tujuan penyuluhan Sindrom Nefrotik kepada masyarakat untuk memberikan pengetahuan dan mencegah penyakit tersebut. Kegiatan penyuluhan berbentuk penyampaian materi dalam menggunakan leaflet. Dari hasil penyuluhan diketahui bahwa warga sudah memahami tentang pentingnya mengetahui penyakit tersebut.

Kata kunci: Sindrom Nefrotik, gangguan ginjal, penyuluhan

ABSTRACT

Nephrotic syndrome is a clinical condition characterized by massive proteinuria, hypoalbuminemia, edema anasarka, and hyperlipidemia, one of the most common glomerular diseases in children. Nephrotic syndrome kidney disorders that occur due to the body releasing a lot of protein into the urine. This disease reduces the amount of protein in the blood and influences the way the body balances water. Nephrotic syndrome is a chronic disease characterized by relapse and remission. Severe nephrotic syndrome can cause many complications, long-term corticosteroid use, increased hospitalization frequency and kidney failure. SN can cause damage to the kidney glomeruli thus affecting the ability of the kidneys to infiltrate blood. This can cause acute or chronic kidney failure. Generally the therapy given is a diet high in protein and low in salt, corticosteroids, diuretics and antibiotics. The purpose of counseling Nephrotic Syndrome to the community is to provide knowledge and prevent the disease. Extension activities take the form of delivery of material in using leaflets. From the results of counseling it is known that the residents have understood the importance of knowing the disease.

Keywords: Nephrotic syndrome, kidney disorders, counseling


Full Text:

PDF

References


Dian I., 2018., Jurnal Ilmiah., Prokalsitonin pada Anak Sindroma Nefrotik Relaps., Universitas Sumatera Utara., Medan.

Mamesah, R., Umboh A., & Gunawan S., 2016., Jurnal e-Clinic., Hubungan Aspek Klinis dan Laboratorik dengan Tipe Sindrom Nefrotik pada Anak., Universitas Sam Ratulangi., Manado.

Manalu., 2019., Jurnal Ilmiah WIDYA., Sindrom Nefrotik Resisten Steroid.., Universitas Kristen Indonesia., Jakarta.

Trihono PP., Alatas H., Tambunan T & Pardede SO., 2012., Tata Laksana Sindrom Nefrotik Idiopatik pada Anak., Cetakan Edisi Kedua., Unit Kerja Koordinasi Nefrologi., Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Wigati, R., & Laksmi E., 2010., Jurnal Penelitian., Alternatif Terapi Inisial Sindrom Nefrotik untuk Menurunkan Kejadian Relaps., Universitas Indonesia., Jakarta.




DOI: https://doi.org/10.52447/berdikari.v2i1.4090

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM)

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta


Pengunjung