Studi Komparatif Industri Musik Di Indonesia, Korea Selatan Dan Jepang Sebagai Inovasi Ekonomi Kreatif

Desra Yanti Gea, Agung Yudhistira Nugroho

Abstract


 

ABSTRAK

Industri musik merupakan salah satu sektor dari ekonomi kreatif Indonesia sebagai inovasi baru pengembangan perekonomian negara. Bagi Indonesia, industri musik dinyatakan sebagai sektor prioritas atau jiwa ekonomi kreatif. Seperti produk industri pada umumnya, musik juga memiliki nilai jual yang bisa berdampak pada peningkatan popularitas suatu negara hingga pada pertumbuhan ekonomi jika dikelola dengan baik. Menjadikan industri musik sebagai sumber ekonomi negara bukan hal baru dimana bertahun-tahun lalu beberapa negara telah mempraktekannya termasuk Korea Selatan dan Jepang yang memasarkan K-Pop dan J-Pop sebagai produk ekonomi kreatif yang diorientasikan untuk kepentingan nasional. Hal tersebut dicetuskan oleh pemerintah masing-masing negara sebagai cara untuk menambah pemasukan negara. Berkaca dari popularitas K-Pop sebagai produk industri musik Korea Selatan dan J-Pop sebagai produk industri musik Jepang yang pernah populer melampaui batas negaranya sehingga strategi pemerintah dari kedua negara ini dijadikan perbandingan bagi tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Perbandingan yang bersifat deskriptif dengan menggunakan teori komparatif yang bertujuan untuk mendorong pengelolaan industri musik Indonesia melalui pengembangan ekonomi kreatif. Penelitian ini menggunakan teori ekonomi kreatif untuk melihat bagaimana negara berdaptasi di era transformasi ekonomi yakni ekonomi kreatif dan dampaknya terhadap pencapaian kepentingan nasional terutama dalam hal pengelolaan dan pengembangan industri musik.

Kata kunci : Ekonomi kreatif, industri musik, kebijakan pemerintah.

ABSTRACT

The music industry is one of the sectors of Indonesia's creative economy as an innovation in developing the country's economy. For Indonesia, the music industry is stated as a priority sector or the spirit of the creative economy. Like industrial products in general, music also has a selling value that can have an impact on increasing a country's popularity to economic growth if managed properly. Making the music industry the source of the country's economy is not new, which in the past years several countries have practiced it, including South Korea and Japan, which market K-Pop and J-Pop as creative economic products oriented towards national interests. The governments of each country as a way to increase state income initiated this. Reflecting on the popularity of K-Pop as a product of the South Korean music industry and J-Pop as a product of the Japanese music industry which was once popular beyond its borders, the strategies of the governments of these two countries are used as a comparison for the actions taken by the Indonesian government. A descriptive comparison using comparative theory, which aims to encourage the management of the Indonesian music industry through the development of the creative economy. This study used creative economic theory to see how the country adapts in the era of economic transformation, namely the creative economy and its impact on the achievement of national interests, especially in terms of management and development of the music industry.

 

Keywords: Creative economy, music industry, government policy.

References


Bilton, C. 2007. Management and creativity : Frome creative industries to creative management. Oxford: Blackwell publishing.

Campbell, D. (2001). Efek Mozart. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Dellyana, Dina; dkk. (2015). Rencana Pengembangan Industri Musik Nasional 2015- 2019. PT. Republik Solusi.

Goldstein, Joshua S. & Jon C. Pevehouse. (2010). International Relations. Longman: New York.

Howkins, John. (2002). The Creative Economy: How People Make Money from Ideas.

Penguin Books.

Jackson, Robert & George Sorensen. (2009). Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jemadu, Aleksius. (2008). Politik Global dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kim Young Rae, Hochul Lee & In-Sub Mah. (2020) Redefining Korean Olitics Lost Paradigm dan New Visson. Seoul: Korean Political Science Association.

Kindleberger. Charles P. (1983). Economic Development, McGraw-Hill Book Company, Inc., New York.

Mochtar Mas’oed. (1994). Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES.

Rowen, Henry S. (1998). Behind East Asian Growth: The Political and Social Foundations of Prosperity. London: Routledge.

Savitri, Astrid. (2019). Revolusi Industri 4.0 : Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di Era Disrupsi 4.0. Yogyakarta : Penerbit Genesis.

Sitepu, P.Anthonius. (2011). Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,. Bandung: Alfabeta.

Ugimoto, Yoshio. (2009). The Cambridge Companion to Modern Japanese Culture. Cambridge University Press.

Wolfe, James H., dan Theodore A. (1999). Couloumbis, Introduction to International Relations: Power and Justice,New Delhi: Prentice Hall.

Yano, Cristine R. (2003). Tears of Longing: Nostalgia and the Nation in Japanese Popular Song. Harvard: Harvard University Asia Center.

Kemala. Aniza. (2018). Globalisasi Industri Hiburan Jepang dan Korea: Pengaruh terhadap Perspektif Antar Negara Global: Jurnal Politik Internasional Vol. 20 No. 2.

Khadavi, M. Jadid. (2014).Dekonstruksi Musik POP Indonesia dalam Perspektif Industri Budaya. Jurnal Hummanity Vol.9 No.2.

Lestari, Heppiana, dkk. (2019). Pengaru Brand Ambassador dan Korean Wave Terhadap Citra Merek Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian (Survei Online Pada Konsumen Innisfree Di Indonesia Dan China). Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 66 No. 1.

Merdekawat, Tyas Ika. (2009). Implementasi Pemungutan Royalti Lagu atau Musik Untuk Kepentingan Komersial (Studi Kasus: Stasiun Televisi Lokal di Semarang). Tesis Program Magister Ilmu Hukum Universitas Diponegoro Semarang. http://eprints.undip.ac.id/17563/1/TYAS_IKA_ MERDEKAWATI.pdf diakses tanggal 18 Juli 2020.

Pei-shan Lee, (2002). “Demokartization and the Demise of the Developmental

State“. Paper prepared for presentation at the Conforence on

Challenges to Taiwan’s Democracy in the Post- Hegemonic Era, co-

sponsored by Hoover Institution, Starford University and Institute fo National Policy ResearcH, 07-08 June, Taipei.

Rahmawati, Yelni. (2016). Fenomena Virtual Idol Dalam Kebudayaan Populer Jepang Dilihat Dari Kawaii Bunka Studi Kasus: Hatsune Miku. Wahana, Vol. 1, No. 10.

Rini, Afriantari & Cindy Yosita. (2017). Kerjasama Indonesia dan Korea Selatan dalam Pengembangan Sektor Industri Kreatif di Indonesia. Jurnal Transborders, Vol. 1 No. 1.

Safariani, Putri. (2017). Penyebaran Pop Culture Jepang melalui Anime Festival Asia di Indonesia. Journal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 5, Nomor 3.

Simbar, Frulyndese K. (2016). Fenomena Konsumsi Budaya Korea Pada Anak Muda Di Kota Manado. Jurnal Holistik.

UNCTAD, 2008. Creative Economy Report 2008. Geneva: UNCTAD, 15.

Valentina, Annissa & Ratna Istriyani. (2013). Gelombang Globalisasi ala Korea Selatan. Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 2.

Winanti, Poppy S. (2003) Developmental state dan tantangn globalisasi: Pengalaman Korea Selatan. Jurnal imu sosial dan ilmu politik Vol. 7, No.2.

Iskandar, Pika. (14 Juli 2020). Personal Interview.

Kim Chang Boem: 2019, Okteber 03, Materi Seminar. “Seminar dan Dialog Nasional : Milenial Indonesia dalam Ekonomi Kreatif di Era Revolusi Industri 4.0”.

KOCCA: 16 Juli 2020, koccaindonesia@gmail.com

M. Chairil Akbar: 20 Juli 2020, Personal Interview.

Savitri, Astrid. (04 Juli 2020). Personal Interview.

Basuki Antariksa , Konsep Ekonomi Kreatif : Peluang dan Tantangan Dalam Pembangunan Indonesia, file:///C:/Users/Windows%208/Downloads/Art_17- Konsep%20Ekonomi%20Kreatif.pdf diakses pada tanggal 09 Maret 2020.

Cool Japan Fund, https://www.cj-fund.co.jp/en/about/cjfund.html diakses tanggal 12 Juli, 2020.

Direktorat jenderal kekayaan intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI, https://dgip.go.id/lembaga-manajemen-kolektif 16 Juli 2020 Diakses

tanggal 10 Juni 2020.

Japan Content Showcase.2019. https://www.jcs.tokyo/en/information/faq diakses tanggal 12 Juli 2020.

Kaori Nusantara, Kusumanto, https:// www.kaorinusantara.or.id/newsline/2 3003/diskusi-ilmiah-mengenal-cool-japan-asal-usul perkembangan-dan-tujuan- strategi-ekonomi-kreatif-jepang diakses 10 Juni 2020.

Katalog Profil UsahaPerusahaan 16 Subsektor Eonomi Kreatif Berdasarkan Sensus Ekonomi 2016 file:///C:/Users/Windows%208/Downloads/18 0797- profil-usahaperusahaan-16-subsektor-ekonomi-kreatif- berdasarkan-sensus- ekonomi-2016-se2016.pdf) diakses tanggal 10 Maret 2020.

Kementerian Sekretariat Negara RI. Ekonomi Kreatif Masa Depan Indonesia (13 November 2018). https://www.setneg.go.id/baca/index/ekonomi_

kreatif_masa_depan_indonesia diakses tanggal 4 Mei 2020.

MartinRoll. Korean Wave (Hallyu) – The Rise of Korea’s Cultural Economy & Pop Culture. https://martinroll.com/resources/ articles/asia/korean-wave-hallyu-the-rise-of-koreas-cultural-economy-op- culture/ diakses tanggal 4 Juli 2020.

Naskah Akademik RUU Tentang Permusikkan. (2018). http://learninghub.id /wp- content/uploads/2019/02/NA-RUU-PERMUSIKAN-15-Agustus- 2018.pdf. diakses tanggal 16 Juli 2020.

Putri, Fidian & Indrawati (2019). Diplomasi Dua Budaya: Studi Kasus Perbandingan Strategi Diplomasi Pop Culture Korea Selatan dan Jepang di Indonesia. Global Insight Journal , Vol. 4 No. 2.

RETAS. (Agustus 2018). Membenahi Musik dan Film Indonesia: Musik Sebagai Cerminan Jiwa Ekonomi Kreatif. file:///C:/Users/Windows%2

/Do wnloads/180879-retas-vol9-agustus-2018-membenahi-musik-dan-film- indonesia.pdf diakses pada 30 Juni 2020.

Social blade. 2020. Top 250 Youtubers Music Chanel. https://socialblade.com/youtube/ top/category/music diakses tanggal 28Juli 2020.

The Conversation, K-popnomics: Bagaimana Indonesia dan negara lain bisa belajar dari industri musik Korea?, https://theconversation.com/k- popnomics-bagaimana-indonesia-dan-negara-lain-bisa-belajar-dari-

industri-musik-korea-107897, diakses pada tanggal 08 Maret 2020.

UK DCMS, 2011. UNESCO-UNEVOC https://unevoc.unesco.org/home/TVETipedia+Glossary/lang=en/filt= all/id=615 diakases tanggal 22 Agustus 2020.

Youtube. BlackPink Chanel. https://www.youtube.com/channel/UCOmHUn- 16B90oW2L6FRR3A diakses tanggal 18 Juli 220.

Detikfinance, Jokowi: Ekonomi Kreatif Akan Jadi Pilar Perekonomian RI, https://finance.detik.com/industri/d-2982682/jokowi-ekonomi- kreatif- akan-jadi-pilar-perekonomian-ri diakses pada tanggal 09 Maret 2020.

Kompas.com . "Ini yang Pertama, Museum Musik Indonesia Hadir diMalang" https://travel.kompas.com/read/2016/11/20/172300827/ini.yang.pert ama.museum.musik.indonesia.hadir.di.malang diakses pada 30 Juni 2020).

Bisnis.com, (09 Maret 2020). Musisi Menagih Tata Kelola di Sektor Musik https://ekonomi.bisnis.com/read/20200309/12/1210888/musisi- menagih- tata-kelola-di-sektor-musik diakses tanggal 1 Juli 2020.

Kumpara (11 Maret 2020). K-Pop: Cara Kreatif Korea Selatan Membangun Industri Kreatif. https://kumparan.com/gerry- indradi/k-pop-cara-kreatif-korea- selatan-membangun-industri-kreatif/full. diakses tanggal 4 Juli 2020.

CNN Travel (Thn, bln tgl) K-Pop: Seoul neighborhood rides the Korean Wave, https://edition.cnn.com/travel/article/seoul-k-pop-changdong development/index.html diakses tanggal 5 Juli 2020.

Tabloid Bintang, 2020, https://www.tabloidbintang.com/film.musik/kabar/ read/143367/k-pop-terus-mendominasi-dunia-data-spotify- membuktikannya diakses tanggal 06 Juli 2020.

Cultural times. (2015, December). en.unesco.org: http://en.unesco.org/creati vity/sites/creativity/files/culturaltimes.thefirst. Diakses tanggal 06 Juli 2020.

Republic of Korea – Travel & Tourism Total Contribution to GDP. (n.d.). knoema.com:https://knoema.com/atlas/republic-of- korea/topics/tourism/travel-and-tourism-total-contribution-to-gdp/total- contribution-to-gdp-percent-share. Diakses tangal 08 Juli 2020.

Liputan6.com. Stasiun TV Waku waku Japan HadirkanKafe di Gandaria City” https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2140238/stasiun-tv wakuwaku-japan- hadirkan-kafe digandariancity?related=dable&utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwT vQ.1&utm_referrer= diakses pada 12 Juli 2020




DOI: https://doi.org/10.52447/gij.v7i2.6585

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Editorial Office of Global Insight Journal:

Fakultas Ekonomi, Bisnis dan Ilmu Sosial

Gedung UTA'45 Jakarta Lantai 4

Jl. Sunter Permai Raya, Jakarta 14350