INTOLERANSI, RADIKALISME DAN TERORISE DI LAMONGAN
Sari
Permasalahan di Indonesia yang terus mengemuka ke dalam ranah publik hingga saat ini adalah Intoleransi, radikalisasi dan terorisme agama. Intoleransi, radikalisasi dan terorisme agama diwujudkan dalam pelarangan kegiatan ibadah keagamaan, penyebaran kebencian, kekerasan berbasis agama ataupun pengrusakan tempat ibadah. Berangkat dari hal tersebut, Penelitian ini mengambil lokasi di Lamongan karena kota ini dikenal sebagai wilayah dengan sekolah-sekolah agama penelur tokoh-tokoh pelaku terror di Indonesia. Hasil dari Penelitian ini adalah perilaku seseorang dari Intoleransi hingga menjadi terorisme dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya ada perbedaan keyakinan, etnik, status sosial ekonomi sebagai gejala awal yang berpotensi menghasilkan gejala toleransi/intoleransi, radikalisme hingga terorisme. Namun perbedaan tersebut didukung oleh adanya kepentingan ekonomi yang berperan menghubungkan perbedaan dengan intoleransi dan radikalisme yang jika semakin menguat nantinya dapat menghasilkan pula terorisme. Disisi lain ada peran kehadiran negara, yang dapat mengurangi atau menguatkan peran kepentingan ekonomi dalam menghasilkan intoleransi, radikalisme dan terorisme. Jika nilai budaya dan praktik sosial yang sejalan dengan toleransi kuat, maka intoleransi dan radikalisme juga dapat dihambat. Sebaliknya, jika nilai budaya dan praktik sosial memfasilitasi dan menguatkan persepsi akan perbedaan dan petentangan kepentingan ekonomi, maka intoleransi, radikalisme hingga terorisme cenderung menguat.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDF (English)Referensi
Anonim. 2017. Terorisme di Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Terorisme_di_Indonesia, diakses 20/04/2017, 20:39 WIB.
Awwas, Irfan S. (ed.). 2001. Risalah Kongres Mujahidin dan Penegakan Syari’ah Islam.
Yogyakarta: Wihdah Press.
Ba’asyir, Abu bakar. 2001. “Sambutan Ketua Ahlul Halli wal Aqdi: Seruan ke Arah Tathbiqus Syari’ah,” dalam Irfan S. Awwas (ed.), Risalah Kongres Mujahidin dan Penegakan Syari’ah Islam. Yogyakarta: Wihdah Press.
Fadjar, Abdullah dkk. 2007. Laporan Penelitian Islam Kampus. Jakarta : Ditjen Dikti Depdiknas.
Hamdi, Ahmad Zainul. 2012. “Klaim Religious Authority dalam Konflik Sunni-Syi’i Sampang Madura, Islamica, Vol. 6, No. 2 (Maret 2012), 215-231.
Hefner, Robert W. 2005. “Muslim Democrats and Islamist Violence in Post-soeharto Indonesia,” dalam Robert W. Hefner (ed.), Remaking Muslim Politics: Pluralism, Contestation, Democratization. Princeton and Oxford: Princeton University Press.
Marsh, David dan Gerry Stoker. 2002. Theory and Methods in Politial Science. Hampshire: Palgrave Macmilla.
Prasetyo, Stanley Adi. A.E. Priyono, Olle Torrnquist. 2003. “Demokrat Mengambang,” dalam Stanley Adi Prasetyo, A.E. Priyono, Olle Torrnquist (eds.), Gerakan Demokrasi di Indonesia Pasca-Soeharto. Jakarta : Demos.
Sholeh, Badrus. 2017. Dari JI ke ISIS: Pemikiran Strategis dan Taktis Gerakan Terorisme di Asia Tenggara, Jurnal Hubungan Internasional, Vol. 5 Edisi 2 / Oktober 2016-Maret 2017. Hal. 210-221.
Suaedy, Ahmad. 2007. Agama dan Kekerasan Kolektif: Dilema Islam Indonesia Mengarungi Transisi Demokrasi,” dalam Rumadi & Ahmad Suaedy (eds.), Politisasi Agama dan Konflik Komunal: Beberapa Isu Penting di Indonesia. Jakarta: Wahid Institute.
Sukma, Rizal. 2005. “Ethnic Conflict in Indonesia: Causes and the Quest for Solution,” dalam Kusuma Snitwongse & W. Scott Thompson eds.), Ethnic Conflict in Souteast Asia. Singapura: ISEAS.
Takwin, Bagus, dkk. 2016. Studi Tentang Toleransi dan Radikalisme di Indonesia, Pembelajaran dari 4 Daerah Tasikmalaya, Yogyakarta, Bojonegoro, dan Kupang. Jakarta, International NGO Forum on Indonesian Development (INFID).
Tim CMARs. 2010. Ringkasan Eksekutif Berdamai dengan Kekerasan (Fakta Tindakan Intoleransi dan Pelanggaran Hak Kebebasan Beragama/Berkeyakinan di Jawa Timur 2010). Jakarta : CMARs.
Ulfiyatin, Anis. 2015. Makna menjadi keluarga ‘teroris’ bagi keluarga tersangka terorisme
Amrozi dan Ali Ghufron di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro,
Kabupaten Lamongan, Masyarakat, Kebudayaan dan Politik Vol. 28, No. 2, tahun 2015, hal. 70-79.
DOI: https://doi.org/10.52447/polinter.v4i1.1275
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.