PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL 70% DAUN LANDEP (Barleria prionitis L.) DALAM FORMULASI SEDIAAN PASTA GIGI TERHADAP SIFAT FISIK, STABILITAS FISIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI PADA BAKTERI Streptococcus mutans

Lilih Rinawasih Kadiwijati

Abstract


Penyakit karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans. Bakteri tersebut dapat memproduksi asam dan polisakarida yang sangat lengket dari sisa makanan sehingga akan terbentuk plak pada gigi yang bersifat asam dan dapat menyebabkan demineralisasi gigi.  Salah satu cara dalam mencegah pembentukkan karies gigi adalah dengan menggosok gigi menggunakan pasta gigi. Kandungan kimia yang terdapat dalam daun Landep memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak dan sediaan pasta gigi ekstrak etanol 70% daun Landep (Barleria prionitis L.) terhadap bakteri Streptococcus mutans. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram dengan konsentrasi 2%, 4%, 8% dan 16%.  Kontrol positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah antibiotik klindamisin, sedangkan kontrol negatif yang digunakan adalah DMSO 10%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak daun Landep dapat memberikan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans dengan  diameter zona hambat rata-rata sebesar 11,72 mm (2%), 13,62 mm (4%), 15,66 mm (8%), dan 17,52 (16%). Ekstrak yang diformulasikan dalam sediaan pasta gigi juga dapat memberikan aktivitas antibakteri dengan diameter zona hambat  rata-rata 18,43 mm (2%), 20,10 mm (4%),  20,65 mm (8%), dan 23,83 mm (16%). Evaluasi sifat fisik dan stabilitas fisik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian organoleptis, pH, viskositas, homogenitas dan daya sebar serta pengujian stabilitas fisik pada suhu 4 ± 2˚C, 28 ± 2˚C, dan 40 ± 2˚C.

Kata kunci: Pasta gigi; Daun Landep (Barleria prionitis L.); Karies Gigi; Streptococcus mutans


Full Text:

PDF

References


Agoes, G. (2007). Teknologi Bahan Alam. Cetakan Pertama. Bandung: Penerbit ITB.

Ansel, H.C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. (Ibrahim, F., Penerjemah). Edisi ke-4. Jakarta: UI Press.

Arora, D.R., & Arora R.B. (2009). Textbook of Microbiology for Dental Student (3rd ed). New Delhi: CBS Publishers & Distributors. Hal 178.

BPOM RI. (2013). Pedoman Teknologi Formulasi Sediaan Berbasis Ekstrak Volume 1. Jakarta: Badan Pengawasan Obat dan Makanan.

Bureau of Indian Standarts for Toothpaste and Face Powder. IS 6356 – 1993.

Cristianus, S. (2010). Seri Belajar Kilat SPSS 17. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta dan ELCOM. Hal 82.

Cappucino, J.G. (2009). Manual Laboratorium Mikrobiologi, edisi kedelapan, (Natalie Sherman, Penerjemah.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Dahlan, S. (2006). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta: Salemba Medika.

Dalynn Biological (2014, October). Mc Farland Standart for Invitros Use Only. Canada.

Davis, W.W., Stout, T.R. (1971). Disc Plate Method of Microbiological Antibiotic Assay. Appl Microbiol 22(4): 659-660.

Dwidjoseputro, D. (2005). Dasar Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Heinrich, M., Barnes, J., Gibbons, S., & Williamson, E. M. (2009). Farmakognosi dan Fitoterapi (Winny R. Syarief, Cucu Aisyah, Ella Elviana & Euis Rachmiyani Fidiasari, Penerjemah). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hidayat, S.R, & Napitulu. R.M. (2015). Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta: Agrifio.

Kamarudin, N.A., Markom, M., Latip, J. (2016). Effects of Solvents and Extraction Methods on Herbal Plants Phyllanthus ninuri, Orthosiphon stamineus and Labisia pumila. Indian Journal of Science and Technology. 9(21): 1-5.

Kidd, E.A.M., & Bechal, S.J. (2012). Dasar-Dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya (Narlan, S., Safrida, F., Penerjemah.). Edisi pertama. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Kuncari, E.S., Iskandarsyah, dan Praptiwi. (2014, Desember). Evaluasi uji Stabilitas Fisik dan Sineresis Sediaan Gel yang Mengandung Minoksidil, Apigenin dan perasan Herba Seledri (Apium graveolens L.). Buletin Penelitian Kesehatan. 42(4): 213- 222.

Mitsui, T. (1997). New Cosmetic Science, Amsterdam: Elsivier Science.

Pratiwi S.T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga.

Rajendran, R., & Sivapathasundharam. (2012). Text Book of Oral Pathology (7th edition). India: Elsevier.

Ramadhan, A.G. (2010). Serba-Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Bukune.

Rieger, M.M. (2000). Harry’s Cosmeticology (8th ed). New York: Chemical Publishing Co., Inc.

Sawarkar, H.A., Kashyap, P.P., Kaur, C.D., Pandey, A.K., Biswas, D.K., Singh, M.K., Dhongade, H.K. (2016). Antimicrobial and TNF–α Inhibitory Activity of Barleria prionitis and Barleria grandiflora: A Compare Study. Indian Journal of Pharmaeutical Education and Research, 50(3): 412.

Strassler, H.E. (2013). Toothpaste Ingridients Make a Difference: Patient-Spesific Recommendation. Benco Dental.

Sumawinata, N. (2004). Senarai Istilah Kedokteran Gigi: Inggris-Indonesia. Jakarta: EGC.

Waluyo, L. (2008). Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang: UMM Press.

Warnida, H., Jullianor, A., Sukawaty, Y. (2016). Formulasi Pasta Gigi Ekstrak Etanol Bawang Dayak (Eleuntherine bulbosa (Mill.)Urb.). Jurnal Sains farmasi & Kliniis, 3(1): 47.

Young, A. (2002). Practical Cosmetic Sience. London: Mills and Boon Limited.




DOI: https://doi.org/10.52447/inspj.v4i1.1934

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright@ Pusat Penelitian Fakultas Farmasi

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Online ISSN : 2502-8421

 

Pengunjung