IMPLEMENTASI UNDANG UNDANG NO. 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIANDI KABUPATEN BANYUMAS: STUDI TRANSISI PASCA REGULASI YANG INKONSTITUSIONAL

Dodi Faedlulloh

Abstract


ABSTRAK

 

Dinamika regulasi perkoperasian di Indonesia menemui pro-kontra. Pasca amar putusan MK No. 28/PUU-XI/2013 yang memutuskan UU No. 17 Tahun 2012 inkonstitusional, maka untuk mengisi kekosongan hukum diberlakukanlah kembali UU lama Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Situasi ini cukup problematik, karena berlakunya kembali UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dinilai sebagaian kalangan sudah tidak relevan dengan jatidiri koperasi dan kebutuhan hukum di Indonesia. Hasil penelitian mengungkapkan kembali berlakunya UU No. 25 Tahun 1992 ini berarti perkoperasian di Indonesia secara tidak langsung diatur oleh regulasi yang bermasalah. KUD Aris dan KPRI Sehat RSMS memilih pro dengan kembali berlakunya UU No. 25 Tahun 1992 sedangkan Kopkun dan CU Cikalmas memilih untuk tetap mengkritisi regulasi tersebut. Relasi koperasi, baik yang terjadi di Kopkun, KPRI Sehat RSMS, KUD Aris dan CU Cikalmas terjalin baik. Baik relasi dengan para anggotanya, masyarakat dan pemerintah. Selanjutnya partisipasi anggota dalam pelaksanaan UU No. 25 Tahun 1992 ini terbangun melalui forum forum yang diselenggarakan koperasi. Coping Mechanism yang dilakukan dalam proses implementasi ini masing-masing koperasi memanfaatkan kelonggaran untuk menterjemahkan UU No. 25 tahun 1992 dalam pelaksanaanya.

Kata Kunci : Implementasi, Koperasi, Undang-Undang


Full Text:

PDF

References


Bourdieu P. 1986 ‘The Forms of Capital’, in Richardson, J.G. Handbook of Theory and Research for the Sociology of Education. Westport. Connecticut: Greenwood Press.

Borowski, A. 1980.“Street-Level Bureaucracy: Dilemmas of the Individual in Public Service.” Annals of the American Academy of Political and Social Science 452 (Nov): 193-194.

Cahyadi, R. (2013). Street Level Birokrasi, Kinerja dan Idealitas Pelayanan Publik. Paper dalam http://fisip.unila.ac.id/jurnal/files/journals/3/articles/37/submission/review/37-113-1-RV.doc.

Coleman, James.S. 1988. Social Capital in the Creation of Human Capital, The American Journal of Sociology, Vol. 94 (S195-S120), Supplement: Organizations and Institutions:Sociological and Economic Approaches to the Analysis of Social Structure, JSTOR.

Fukuyama, F. 2001. Sosial Capital; Civil Society and Development. Third World Quarterly, Vol 22.

Fukuyama, F. 2002. Trust; KebijakanSosialdanPenciptaanKemakmuran. Yogyakarta: PenerbitQalam.

Kivinemi. M. 1986. Public Policy and Their Targets: Typology of the Concept of Implemetation.International Social Science Journal, vol. 38 No. 2.

Lipsky, M. 1971. Street-level bureaucracy and the analysis of urban reform’, Urban Affairs Quarterly.

Lipsky, M. 2010. Street-Level Bureaucracy: Dilemmas of the Individual in Public Services. New York: Russell Sage Foundation

Miles, M dan Michael, A. H. 2004. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UI Press

Moleong, L.J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakarya

Mollenkopf, J. 1980. Street-Level Bureaucracy: Dilemmas of the Individual in Public Service by Michael Lipsky.The New Republic (Sept): 37-38.

Muller.1992. Adam Smith and His Time and Ours.TerjemahanRuslani. Yogyakarta: CV. Qalam

Narayan, 1997.Voice of the Poor: Poverty and Social Capital in Tanzania. World Bank,Washington. DC20433, USA

Putnam, R.D. 1993, Making Democracy Work: Civic Traditions in Modern Italy, Princeton University Press, Princeton, USA

Putnam, R.D. 1995, Bowling Alone: America’s declining social capital. Journal of Democracy.

Yin, Robert k.1997. Studi Kasus. Jakarta : PT. Raja Grafindo




DOI: https://doi.org/10.52447/ijpa.v2i2.508

Refbacks

  • There are currently no refbacks.