Aktivitas Antioksidan Daun Matoa (Pometia pinnata) dengan Variasi Suhu Pengeringan
Abstract
ABSTRACT
Drying process is an important factor which is affect natural medicine products quality. The process influence secondary metabolite composition of natural medicines, such as polyphenol compounds, which manage their pharmacological activity. Polyphenol compound is an essential parameter of antioxidant effect of natural products which is degraded by high temperature. Thus, drying process at high temperature can damage total polyphenol content of natural medicine which decrease its antioxidant activity. This research aims to determine antioxidant activity of Pometia pinnata with variance of drying process. The samples was dried at 30, 60 and 90°C. Antioxidant activity then was measured using DPPH method. The result shows that the highest antioxidant activity is given by sample dried at 60C (IC50=49.3608), followed by 30 and 90C. Finally, it can be concluded that the drying process influence antioxidant activity of P. Pinnata leaf.
Keyword: drying, P. Pinnata, antioxidant, polyphenol, secondary metabolite, DPPH.
ABSTRAK
Proses pengeringan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas obat bahan alam. Proses pengeringan ini mempengaruhi komposisi kandungan metabolit sekunder dalam bahan, seperti senyawa polifenol, yang akhirnya mempengaruhi efek farmakologisnya. Senyawa polifenol merupakan salah satu parameter tinggi rendahnya aktivitas antioksidan suatu bahan alam yang sangat mudah rusak akibat pemanasan. Sehingga, pengeringan bahan pada suhu tinggi mampu merusak komposisi polifenol total suatu bahan alam yang akhirnya menurunkan aktivitas antioksidannya. Oleh karena itu, pemilihan suhu pengeringan pada proses pembuatan simplisia sangat penting untuk mempertahankan mutu bahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu pengeringan terhadap aktivitas antioksidan daun matoa (Pometia pinnata). Pengeringan dilakukan pada suhu 30, 60 dan 90°C. Aktivitas antioksidan diuji dengan metode DPPH menggunakan microplate reader. Hasil menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan paling tinggi diberikan oleh bahan pada pengeringan 60°C (IC50=49,3608), dan diikuti oleh pengeringan suhu 30°C (IC50=64,8404) dan 90°C (IC50=68,2175). Selanjutnya, tidak ada perbedaan nyata nilai IC50 pada pengeringan suhu 30 dan 90°C. Hasil ini menunjukkan bahwa suhu peningkatan dan penurunan suhu dapat mempengaruhi aktivitas antioksidan daun P. pinnata yang kemungkinan disebabkan oleh perubahan komposisi polifenol totalnya.
Kata kunci: proses pengeringan, P. Pinnata, aktivitas antioksidan, metabolit sekunder, DPPH.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.52447/inspj.v3i1.1086
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright@ Pusat Penelitian Fakultas Farmasi
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
Online ISSN : 2502-8421