PENGARUH PRA-PERLAKUAN AIR PERASAN RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L) Dan DAUN SELEDRI (Apium graveolens L) TERHADAP FARMAKOKINETIKA SEFALEKSIN PADA TIKUS JANTAN

Yelfi Anwar

Abstract


Interaksi yang terjadi antara sesama obat modern ataupun antara obat modern dengan obat tradisional serta antara obat dengan makanan, merupakan masalah yang perlu dicermati. Kemungkinan banyak pasien yang memakai suatu produk obat juga mengkonsumsi bahan-bahan alam secara bersamaan dan sementara pengetahuan tentang interaksi yang terjadi masih sedikit. Kemungkinan interaksi yang terjadi tersebut dapat menyebabkan perubahan farmakokinetika dan efek farmakologi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh pengaruh pra-perlakuan air perasan rimpang kencur (Kaempferia Galanga L) dan daun seledri (Apium Graveolens L) terhadap farmakokinetika sefaleksin. Rancangan penelitian adalah paralel menggunakan tikus Wistar jantan (150-200 gram, umur 2-3 bulan) sebagai hewan uji, dengan satu kelompok kontrol (pemberian sefaleksin dengan dosis 25 mg/kg BB secara iv) dan dua kelompok pra-perlakuan masing-masing dengan air perasan rimpang kencur dan air perasan seledri (dosis 20 mg/kg BB secara p.o), pemberian dilakukan 1 jam sebelum penyutikan sefaleksin. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor hewan uji.

Data yang dikumpulkan meliputi data parameter farmakokinetika yang diperoleh dari kadar sefaleksin utuh dalam darah dan urin. Cuplikan darah (0,2 ml) diambil dari vena lateralis ekor tikus pada menit-menit tertentu yaitu : 0, 2, 10, 20, 30, 60, 90, 120, 150 dan 180. Data urin diperoleh dengan pengumpulan urin selama 24 jam. Kadar sefaleksin utuh dalam darah dan urin ditetapkan secara spektrofluorometri. Dengan menggunakan analisa statistik yaitu uji students t tidak berpasangan dengan taraf kepercayaan 95% menggunakan perangkat lunak Graph PAD InStat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pra-perlakuan dengan air perasan rimpang kencur tidak menunjukkan perubahan parameter farmakokinetika sefaleksin (p>0,05). Pra-perlakuan dengan air perasan seledri mengakibatkan penurunan ClR dan Fel berturut-turut sebesar 49,67% dan 42,91% (p<0,05).

 

 

Interactions that occur among modern medicine or between modern medicine with traditional medicine and the medicine with food, an issue that needs to be observed. The possibility of many patients taking a drug product also consumes natural materials simultaneously and while the knowledge about the interaction that occurs is still little. The possibility of interactions that occur can cause changes in the pharmacokinetics and pharmacologic effects.

This study aimed to investigate the effect of pre-treatment effect of the juice of the rhizome kencur (Kaempferia galanga L) and celery (Apium graveolens L) on the pharmacokinetics of cephalexin. The study design is parallel use male Wistar rats (150-200 g, aged 2-3 months) as test animals, with a control group (administration of cephalexin with a dose of 25 mg / kg iv) and two pre-treatment groups respectively with kencur rhizome juice and celery juice (dose of 20 mg / kg in po), granting performed 1 hour before penyutikan cephalexin.

Each group consisted of 6 test animals.

Data collected includes data parameters that shown pharmacokinetics of cephalexin levels intact in the blood and urine. Footage of blood (0.2 ml) were taken from the lateral tail vein of mice at a particular minute: 0, 2, 10, 20, 30, 60, 90, 120, 150 and 180. Data obtained with the urine for 24-hour urine collection , Cephalexin levels intact in the blood and urine determined spektrofluorometri.

By using statistical analysis which students unpaired t test with a level of 95% using the software Graph PAD InStat.

The results showed that pre-treatment with the juice of the rhizome kencur showed no change in the pharmacokinetics of cephalexin parameters (p> 0.05). Pre-treatment with celery juice resulted in a decrease in the CLR and Fel, respectively for 49.67% and 42.91% (p <0.05).

Full Text:

Untitled () PDF

References


Aikawa, R, Nahano, M., and Arita, T, 1976, Fluorometric Determination of Cephalexin in Urin, Chem. Pharm. Bull. 24.2350-2355

Anonim, 1975, Farmakope Indonesia edisi III, 136, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 1985, Tanaman Obat Indonesia, Edisi IV, 179, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Barbhaiya, RH and Turner P, 1976, Fluorometric Determination of Cephalexin, J. Pharm. Pharmacol. 28 : 791-793

Budiraharjo, E., 1996, Pengaruh Praperlakuan Perasan Rimpang Kencur (Kampferia galanga L) terhadap farmakokinetika Salisilamida pada Tikus, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Gibaldi, M. And Perrier, D., 1982, Pharmacokinetics, Second Edition, Vol. 15, 1-26, 271-289, Marcel Dekker Inc., New York.

Gibaldi, M. And Prescott, L, 1983, Handbook of Clinical Pharmacokinetics, 39-54, ADIS Health Science Press, New York.

Hakim, L. Dan Susidarti RA., 1994, Ketersediaan Hayati Sefaleksin dan N-Benzoil Sefaleksin, Laporan Penelitian, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, Edisi Kelima, Penerbit ITB, Bandung

Nurhayati, H, 1997, Pengaruh Praperlakuan Piperin, Air Perasan Kencur dan Kunyit terhadap Farmakokinetika Propranolol pada Kelinci, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Rukmana, R. 1994. Kencur, 10, 12-13, Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Rukmana, R. 1994. Seledri, 14, 16, Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Wattimena, J. R, 1991, Farmakodinamika dan Terapi Antibiotika, 109-110, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Windriyati, Y.N., 1997, Pengaruh Pemberian Intragastrik Fraksi Petrolium Eter, Etil Asetat dan Air Daun Seledri (Apium Graveolens L) terhadap Tekanan Darah Sistemik Kucing Teranestesi, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.




DOI: https://doi.org/10.52447/inspj.v2i1.441

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright@ Pusat Penelitian Fakultas Farmasi

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Online ISSN : 2502-8421

 

Pengunjung