STUDI PRASANGKA SOSIAL DI KECAMATAN WAEAPO (Sebuah Kajian Tentang Patologi Demokrasi Di Ranah Lokal)
Abstract
ABSTRACT
The aim of this research is to explain the patology analysis of local democracy that using social prejudices ethnic studies in sub Waeapo, Buru regency, Maluku province as a major indicator. Currenrly, In the transition and consolidation of democracy in Indonesia, needed a strong integration in society. Democracy and social integration will act no maximum if strength of integration is nothing. Indonesia is a country with a high cultural diversity, differences often trigger conflicts -ethnic conflict. The consequences of multikultarilism make different ethnic social prejudices. This study tried to look and search the factors that emergence the social prejudice attitudes evolve, the role of social institutions, and the patterns of interethnic . The kind of this study is a descriptive analysis that aims to describe the symptoms as well as symptoms analyzed using a qualitative approach. The subjects in this research are public figure, citizens and local government. There are many method to collect a data in this research, participant observation, in-depth interviews and documentation studies. The results showed that the attitude of the social prejudice that occurred in the district Waeapo is caused by the strong of stereotypical attitudes that developed in two ethnic groups, the social institutions that unable to be a vehicle for adhesives in communication building, as well as the cooperation and social integration among ethnic immigrants and natives. After the discovery of gold mines, the conflict intensity becames increase, a shift and a change in social status, social status, ethnic natives which gained quite dominant and increasing social unrest.
Keywords: Democracy, Ethnicity, Social Prejudice
ABSTRAK
Penelitian ini untuk menjelaskan mengenai hasil analisis patologi demokrasi di ranah lokal yang menggunakan studi prasangka sosial antaretnis di Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku sebagai indikator utama. Dalam masa transisi dan konsolidasi demokrasi, dibutuhkan integrasi yang kuat dalam masyarakat. Tanpa integrasi yang kuat kemungkinan penguatan demokrasi dan integrasi sosial akan berjalan tidak maksimal. Indonesia merupakan negara dengan tingkat kemajemukan budaya yang cukup tinggi, berbagai perbedaan kerap kali menjadi pemicu konflik – konflik etnis. Perbedaan- perbedaan tersebut kemudia menjadi sikap prasangka sosial antaretnis yang berbeda. Penelitian ini berusaha melihat dan mencari tahu faktor –faktor yang menjadi pemicu munculnya sikap prasangka sosial yang terjadi di kecamatan waeapo. Penelitian ini bertipe deskriptif analitis yaitu tipe penelitian yang bertujuan mendeskripsikan suatu gejala sekaligus menganalisa gejala tersebut menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah tokoh masyarakat, warga dan pemerintah daerah. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam dan studi dokumentasi yang relevan dengan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa sikap prasangka sosial yang terjadi di Kecamatan Waeapo disebabkan oleh sikap stereotip yang masih kuat berkembang diatara kedua etnis, pranata-pranata sosial yang ada belum mampu menjadi wahana perekat dalam membangun komunikasi, kerjasama dan integrasi sosial diantara etnis pendatang dan pribumi. Pasca ditemukannya tambang emas, intensitas konflik semakin meningkat, terjadinya pergeseran dan perubahan status sosial dimana status sosial etnis pribumi mengalami mengalami penguatan yang cukup dominan dan juga kerawanan sosial semakin meningkat.
Kata Kunci: Demokrasi, Etnis, Prasangka Sosial
Full Text:
PDFReferences
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Arbain, Taufik. (2009). Strategi Migran Banjar. Yogyakarta: LKiS
Astuti, Renggo Dan Sigit Widianto. (1998). Budaya Masyarakat Perbatasan: Studi InteraksiAntaretnis di Kelurahan Gadang Kecamatan Banjar Timur Kota Banjarmasin Propinsi Kalimatan Selatan. Jakarta: Bupara Nugraha
Durverger,Maurice. (2007). Sosiologi Politik. Jakata: Grafindo
Habib Achmad. (2004). Konflik Antaretnik di Pedesaan : Pasang Surut Hubungan Cina-Jawa. Yogyakarta: Lkis
Harris, Peter Dan Ben Reilly. (2000). Demokrasi dan Konflik yang Mengakar: Sejumlah Pilihan untuk Negosiator .Depok : AMEEPRO,
Idrus Muhamad. (2009) Metode Penelitian Ilmu Sosial. Edisi kedua. Jakarta: Erlangga
Idrus,Muhamad. (2007) Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: UII Press
Liliweri,Alo. (2005). Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur. Yogyakarta: LKiS
Moeloeng, Lexy J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Moestahal Achmadi. (2002). Dari Gontor ke Pulau Buru: Memoar H. Achmadi Moestahal. Yogyakarta: Syarikat
Nordholt Henk Schulte Dan Gerry Van Klinken. (2007) Politik Lokal di Indonesia. Jakarta: yayasan obor Indonesia
Nugroho Fera Dkk (2004) Konflik dan Kekerasan Pada Aras Lokal . Salatiga: Pustaka Percik
Rahardjo, Djoko Mudji Dan Sri Guritno. (1998). Budaya Masyarakat Perbatasan: Hubungan Sosial Antargolongan Etnik yang Berbeda di Daerah Sumatera Barat. Jakarta: Bupara Nugraha
Soekanto, Soerjono. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajagrafindo
Sutirto, Tundjung W. (2000). Perwujudan Kesukubangsaan Kelompok Etnik Pendatang. Surakarta: Pustaka Cakra Taqwa
M. Ridhah Dkk. (2008) 100 Tahun Kebangkitan Nasional dalam Berbagai Perspektif: Klaster Ekonomi dan Politik, Sosial dan Humaniora. Yogyakarta: HMP UGM
Waeleruny, Semuel. (2010). Membongkar Konspirasi Di Balik Konflik Maluku. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Warsito, Rukmadi Dkk. (1984) Transmigrasi : Dari Daerah Asal Sampai Benturan Budaya di Tempat Pemukiman . Jakarta: Rajawali
JURNAL
Turnomo Rahardjo.2010. Memahami Kemajemukan Masyarakat Indonesia (Perspektif Komunikasi Antarbudaya ) dalam Forum, Vol. 38- No.2, September 2010.
INTERNET
Rizqa Lutfi, Multikulturisme dan Pluralisme. Diakses dalam (http://blog.ugm.ac.id), pada 24 juni 2011
DOI: https://doi.org/10.52447/gov.v1i2.288
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright Pusat Penelitian Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta