MEMAHAMI LITERASI MEDIA BARU DALAM PENYEBARAN INFORMASI HOAX DAN HATE SPEECH (Studi Fenomenologi Dosen Pengguna Facebook dan Whatsapp)
Abstract
Munculnya internet dan media sosial sebagai perkembangan teknologi komunikasi telah mengubah kemudahan berinteraksi serta kedudukan manusia dimana tidak lagi hanya sebagai konsumen, tetapi juga berperan sebagai produsen dan distributor pesan. Beragam informasi dipertukarkan setiap harinya, tidak terkecuali informasi hoax dan hate speech. Facebook dan Whatsapp menjadi media sosial yang paling banyak dijumpai beredarnya informasi hoax dan hate speech, mengingat kedua media sosial ini menduduki platform yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Dengan masifnya informasi yang beredar di media sosial, literasi media memiliki peran yang sangat signifikan mengingat kendali utama pesan ada di tangan khalayak. Dosen sebagai kaum terdidik seharusnya mampu memahami, menganalisis, menilai, dan mengkritisi setiap informasi yang dibawa oleh teknologi komunikasi. Sayangnya masih ada dosen yang ikut terhegemoni dan turut menyebarkan informasi hoax dan hate speech ketika menggunakan Facebook dan Whatsapp. Hal ini tentu saja menjadi ancaman mengingat dosen adalah sebuah profesi yang dijadikan role model sekaligus key opinion leader. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk memahami pengalaman literasi media baru dalam penyebaran informasi hoax dan hate speech di kalangan dosen pengguna media sosial Facebook dan Whatsapp. Teori tentang literasi new media milik Jenkins akan digunakan dalam penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivisme yang bersifat interpretif ini. Adapun metode penelitian menggunakan fenomenologi klasik milik Edmund Husserl yang menekakan pada esensi subjek (kesadaran manusia) dan aktivitasnya. Universitas Pancasakti Tegal dipilih menjadi situs penelitian sedangkan subjek riset yang dipilih adalah dosen tetap Yayasan dan dosen PNS DPK Universitas Pancasakti yang aktif menggunakan media sosial yaitu Facebook dan Whatsapp serta pernah menyebarkan informasi hoax dan hate speech.
Setelah dilakukan obeservasi dan wawancara mendalam, beberapa hasil temuannya adalah : (1) informan setidaknya memiliki dua media sosial yang digunakan untuk berinteraksi sosial dan menyampaikan pesan dan informasi kepada para audiens media baru (2) definisi hoax dipahami sebagai berita yang belum tentu kebenarannya yang effeknya bisa mempengaruhi persepsi orang lain. Hate speech adalah ujaran kebencian yang secara sengaja ditujukan untuk individu atau kelompok sosial tertentu. (3) Menanggapi informasi hoax dan hate speech –sebagai dosen- yakni dengan selalu melakukan pengecekan sumber berita tersebut dari mana dan melakukan penyaringan atau tidaknya terhadap informasi hoax dan hate speech tergantung pada kesesuaian visi dan persepsi. Jika informasi tersebut tidak ada konteks hubungan apapun dengan dirinya maka informan memilih mengabaikannya (4) Faktor utama menyebar atau tidak informasi hoax dan hate speech adalah bergantung kepentingan, ketertarikan dan kebermanfaatan informasi tersebut bagi orang lain.
Full Text:
PDFReferences
Abidin, Z. (2011). Filsafat Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Abrar, A. N. (2005). Terampil Menulis Proposal Penelitian Komunikasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Adiputra, W. M. (2008). Literasi Media dan Interpretasi atas Bencana. Retrieved Juni 12, 2014, from Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: www.ugm.ac.id Harley, D. (2008). Common Hoaxes and Chain Letters. San Diego: ESET, LLC. Jenkins, H., et al. (2009). Confronting the Challenges of Participatory Culture. London: MIT Press.
Kriyantono, R. (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Mazdalifah. (2011). Mengembangkan Literasi Media di Perguruan Tinggi. In D.Herlina, Gerakan Literasi Media Indonesia. Yogyakarta: Rumah Sinema.
Rejeki, N. S. (2011). Fenomenologi: Metode Penelitian untuk Memahami Pengalaman Komunikasi. In A. Ishak et al., Mix Methodology dalam Penelitian Komunikasi. Yogyakarta: Buku Litera.
Wiratmo, L. B. (2011). Literasi Media Berbasis Komunitas. In D. Herlina, Gerakan
Literasi Media Indonesia Yogyakarta: Rumah Sinema.
Zamroni, M., & Sukiratnasari. (2011). KPID DIY Membumikan Literasi Media Bagi Masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta. In D. Herlina, Gerakan Literasi Media Indonesia. Yogyakarta: Rumah Sinema
DOI: https://doi.org/10.52447/promedia.v4i2.1192
Refbacks
- There are currently no refbacks.