Pengalaman YouTuber Kota Bandung Dalam Membentuk Identitas Diri Virtual Dalam Media YouTube
Abstract
In the realm of the virtual world, social media has become a place or means to try everything related to the process of forming self-identity. A person's self identity in this virtual world can be created differently from his real identity in the real world, or it can also be the same as one's self identity in the real world or real everyday life.
The purpose of this study is to find out how the Bandung YouTuber experience shapes its virtual identity. This study uses constructivist paradigms, qualitative approaches and phenomenological methods. Data collection techniques used in-depth interviews with 4 Bandung YouTubers, namely Royan, Kery, Hisqie and Minyo.
The results of this study revealed that the YouTubers had pride and felt themselves worthy after being actively involved in the YouTube world. The pride arises because they can be more productive, known to many people, and able to make people's views of themselves become positive. YouTuber Bandung City also has a unique virtual identity, some create a new identity that is not the same as the original identity, some are still the same as their daily lives.
Keyword: Virtual Identity, Self Image, Self Esteem, YouTuber
ABSTRAK
Dalam ranah dunia virtual, media sosial telah menjadi tempat atau sarana untuk mencoba segala sesuatu yang berkaitan dengan proses pembentukan identitas diri. Identitas diri seseorang dalam dunia virtual ini bisa diciptakan berbeda dengan identitas aslinya di dunia nyata, ataupun bisa juga sama dengan identitas diri seseorang tersebut di dunia nyata atau kehidupan sehari-hari yang sesungguhnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengalaman YouTuber Kota Bandung membentuk identitas virtualnya. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, pendekatan kualitatif dan metode fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam kepada 4 orang YouTuber Kota Bandung, yaitu Royan, Kery, Hisqie dan Minyo.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa para YouTuber memiliki kebanggaan dan merasa dirinya berharga setelah berkecimpung aktif di dunia YouTube. Rasa bangga tersebut muncul karena mereka bisa lebih produktif, dikenal banyak orang, serta mampu membuat pandangan orang terhadap diri mereka menjadi positif. YouTuber Kota Bandung juga memiliki identitas virtual yang unik, ada yang membuat identitas baru yang tidak sama dnegan identitas aslinya, ada pula yang tetap sama dengan kesehariannya.
Keyword: Identitas Virtual, Self Image, Self Esteem, YouTuber
Full Text:
PDF 132-170 (Bahasa Indonesia)References
Brad. and Debra Scheep. (2009). How to Make Money With YouTube. United State: Mc Graw Hill.
Burns, R. B. (1993). Konsep Diri, Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Jakarta: PT Arcan.
Creswell, J. W. (2013). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Crystal, Jiang. (2011). The Disclosure-IntimateLink in Computer-Mediated Communication: An Attributional Extension of Hypersonal Model. Human Communication Research ISSN 0360-3989
Erikson, E. H. (1968). Identity, Youth, and Crisis (1st ed). New York: Norton.
Jonathan D. Brown, Keith A. Dutton, and Katheleen E. Cook. 2001. From the Top Down: Self Esteem & Self Evaluation. University of Washington, Seattle, WA, USA: Psycology Press Ltd. Page 615-631
Moleong, L. J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyana, D. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasrullah, Rulli. (2014). Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia). Jakarta: Prenadamedia Group
Peter L, Berger dan Thomas Lukhmann. (2012). Tafsir Sosial atas Kenyataan: Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan. Jakarta: LP3ES
Rheingold, H. (1993). The Virtual Community: Homesteading on The Electronic Frontler. Reading, MA: Addison Wesley
Wood, Andrew F. and Smith, Matthew J. (2005). Online Communication: Linking Technology, Identity, and Culture. Mahwah, New Jersey: Lawrence
Referensi Online
http://content.time.com/time/magazine/article/0,9171,1990787,00.html diakses pada 10 Juli 2019 pukul 19:42 WIB
Seabrook, John. Streaming Dreams. The New Yorker: 2012 terdapat pada https://www.newyorker.com/magazine/2012/01/16/streaming-dreams diakses pada 10 Juli 2019 21:40 WIB
https://www.YouTube.com/user/kerrykartika diakses pada 16 Juli 2019 pukul 17.11 WIB.
https://www.YouTube.com/user/vanyajunsu diakses pada 16 Juli 2019 pukul 18.04 WIB.
https://www.YouTube.com/watch?v=O_BK89COn6U diakses pada 16 Juli 2019 pukul 18.20 WIB.
https://www.YouTube.com/watch?v=XPPE0ibGK3s diakses pada 16 Juli 2019 pukul 18.23 WIB.
https://www.YouTube.com/watch?v=N1wm-KcyfUg diakses pada 16 Juli 2019 pukul 18.24 WIB.
https://www.YouTube.com/watch?v=271XT6ziYgU diakses pada 16 Juli 2019 pukul 18.33 WIB.
https://www.YouTube.com/watch?v=ZtNMjKHcRQw diakses pada 16 Juli 2019 pukul 18.37 WIB.
DOI: https://doi.org/10.52447/promedia.v5i2.2337
Refbacks
- There are currently no refbacks.